BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sistem
koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi (campuran kasar). Contohnya yaitu lem, jeli dan santan. Nama koloid
diberikan oleh Thomas Graham dari bahasa yunani yaitu kolla dan oid. “Kolla”
berarti lem sedangkan “Oid” berarti seperti. Dalam hal ini, yang dikaitkan
dengan lem adalah sifat difusinya, sebab sistem koloid mempunyai nilai difusi
yang rendah, seperti lem. Larutan biasa misalnya larutan garam yang mempunyai
nilai difusi lebih besar disebut kristaloid. Koloid mempunyai nilai difusi yang
rendah karena partikelnya berukuran lebih besar daripada molekul, yaitu
berukuran maksimum satu mikrometer.
Sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu sangat bermanfaat untuk mencampur
zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan
bersifat stabil untuk produksi skala besar. Oleh karena sifat tersebut, sistem
koloid menjadi banyak kita jumpai dalam industri (aplikasi koloid untuk
produksi cukup luas). Tetapi selain industri, sistem koloid juga banyak dapat
kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, contohnya saja di alam,
kedokteran, pertanian, obat-obatan, kosmetik dan sebagainya.
Melihat
hal tersebut, kita tentu perlu mengetahui contoh-contoh dari sistem koloid apa
saja yang ada dalam kehidupan disekitar kita untuk lebih memudahkan kita dalam
mempelajari materi sistem koloid ini.
Berdasarkan hal ini, kami menemukan bahwa kondisi disekitar lingkungan kita memiliki berbagai banyak contoh dari sistem koloid itu sendiri, sehingga kelompok kami berinisiatif untuk mengangkat permasalahan ini yang kami tuangkan dalam bentuk makalah.
Berdasarkan hal ini, kami menemukan bahwa kondisi disekitar lingkungan kita memiliki berbagai banyak contoh dari sistem koloid itu sendiri, sehingga kelompok kami berinisiatif untuk mengangkat permasalahan ini yang kami tuangkan dalam bentuk makalah.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian dari sistem koloid?
2. Apa
saja yang termasuk ke dalam jenis-jenis koloid?
3. Apakah
di dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temukan contoh koloid dari
masing-masing jenis koloid?
1.3
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui jenis-jenis dan contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk
mengetahui campuran zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara
homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar.
3. Dapat
mengetahui fase-fase yang ada pada sistem koloid.
1.4 MANFAAT PENGELOMPOKAN JENIS-JENIS KOLOID
1. Diharapkan
bisa menjadi informasi untuk menambah wawasan siswa.
2. Diharapkan
bisa menjadi panduan untu mempermudah mempelajari tentang bab sistem koloid,
terutama jenis-jenis koloid.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN
TEORI
Koloid
merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat tersebar merata (terdispersi)
dalam suatu medium pendispersi dengan ukuran 1 – 100 nm. Ukuran yang dimaksud
dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh
lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk
warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem
koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.
Keadaan
koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu
koloid adalah suatu campuran berfase dua, yaitu fase terdispersi dan fase
pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai
dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan
partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul
yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai
ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid
belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul
S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro)
ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai
diameter sekitar 6 x 10-7.
2.1.1
Perbandingan sifat larutan, koloid, dan suspensi
Tabel 2.1 Perbedaan sifat antara
larutan, sistem koloid, dan suspensi.
No
|
Larutan Sejati
|
Koloid
|
Suspensi
|
1.
|
Homogen, tak dapat
dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra.
|
Homogen jika diamati
secara makroskopis, tetapi heterogen ketika diamati dengan mikroskop ultra
|
Heterogen
|
2.
|
Ukuran partikel :
< 1 nm atau < 10-7 cm
|
Ukuran partikel :
1-100 nm atau 10-7 cm -10-5 cm
|
Ukuran partikel :
> 100 nm atau > 10-5 cm
|
3.
|
Satu fase
|
Dua fase
|
Dua fase
|
4.
|
Stabil
|
Pada umumnya stabil
|
Tidak stabil
|
5.
|
Tidak dapat disaring
|
Tidak dapat disaring
kecuali dengan penyaring ultra
|
Dapat disaring
|
2.2 PEMBAHASAN TOPIK
2.2.1
Jenis – Jenis Koloid
1)
Sol
Sistem
koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam medium lain seperti padat,
cair dan gas disebut sol. Berikut adalah fase terdispersi dan pendispersinya :
·
Zat padat yang terdispersi dalam zat
padat sebagai pendispersi dinamakan sol padat
·
Zat padat yang terdispersi dalam zat
cair sebagai pendispersi dinamakan sol cair (sol)
·
Zat padat yang terdispersi dalam zat
berupa gas sebagai pendispersi dinamakan sol gas, tapi biasanya disebut dengan
aerosol padat.
Tabel 2.2 Pengelompokan sistem
koloid jenis sol berdasarkan fase terdispersi dan pendispersi.
No
|
Fase
terdispersi
|
Fase
pendispersi
|
Nama
koloid
|
Contoh
|
1.
|
Padat
|
Padat
|
Sol Padat
|
Gelas berwarna, intan hitam, permata, logam panduan (perunggu, kuningan, baja), tanah, kaca.
|
2.
|
Padat
|
Cair
|
Sol Cair / Sol
|
Sol kanji, sol emas, sol
belerang, tinta, cat, agar-agar panas, putih telur, protoplasma, semir cair,
lem cair, air lumpur, sol sabun, tepung dalam air.
|
3.
|
Padat
|
Gas
|
Sol Gas / Aerosol Padat
|
Asap (smoke), debu, buangan knalpot
|
2)
Emulsi
Sistem
koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat lain terutama zat cair lainnya
disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah bahwa kedua jenis zat cair
itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian,
yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam
hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan
air.
·
Contoh emulsi (M/A):
Santan, susu, dan
lateks, kosmetik pembersih wajah.
·
Contoh emulsi (A/M):
Mayonaise,
minyak bumi, dan minyak ikan.
Berikut
adalah fase terdispersi dan pendispersinya:
ü Zat
cair yang terdispersi dalam zat padat sebagai pendispersi dinamakan emulsi
padat atau biasa disebut dengan gel.
ü Zat
cair yang terdispersi dalam zat cair sebagai pendispersi dinamakan emulsi cair
(emulsi)
ü Zat
cair yang terdispersi dalam zat yang berbentuk gas sebagai pendispersi
dinamakan emulsi gas atau biasa disebut aerosol/aerosol cair.
Tabel
2.3 Pengelompokan sistem koloid jenis emulsi berdasarkan fase terdispersi dan
pendispersi.
No
|
Fase
terdispersi
|
Fase
pendispersi
|
Nama
koloid
|
Contoh
|
1.
|
Cair
|
Padat
|
Emulsi padat/ gel
|
Jelly,
mentega/margarin, mutiara, opal, keju, nasi, selai, gelatin, agar-agar, semir
padat, lem padat, gel silika, kanji
|
2.
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi cair/emulsi
|
Susu, santan, minyak ikan, lateks,
mayonaise, minyak bumi
|
3.
|
Cair
|
Gas
|
Emulsi gas/Aerosol
cair/aerosol
|
Kabut(fog),
awan, embun, pengeras rambut (hair spray), obat semprot.
|
Emulsi
terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun
yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air
dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan.
Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka
diperoleh campuran yang stabil yang disebut emulsi. Contoh lainnya adalah
kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonaise.
3)
Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi
dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan
buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein. Buih dapat
dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih.
Buih digunakan pada berbagai proses,
misalnya, pada pengolahan biji logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan
lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat
memecah/mencegah buih antara lain eter dan isoamil alkohol. Zat pemecah buih
disbenut agen antibuih (de-foaming agent).Berikut
adalah fase terdispersi dan pendispersinya:
·
Zat gas yang terdispersi dalam zat padat
sebagai pendispersi dinamakan buih padat atau biasa disebut busa padat.
·
Zat gas yang terdispersi dalam zat cair
sebagai pendispersi dinamakan buih atau biasa disebut busa cair.
Tabel 2.4 Pengelompokan sistem
koloid jenis buih berdasarkan fase terdispersi dan pendispersi.
No.
|
Fase
terdispersi
|
Fase
pendispersi
|
Nama
koloid
|
CONTOH
|
1.
|
Gas
|
Padat
|
Buih padat/busa padat
|
Kasur
busa, karet busa, batu apung, kue bolu, busa jok, lava, biskuit (roti).
|
2.
|
Gas
|
Cair
|
Buih/busa cair
|
Buih
sabun, buih soda, buah lemon, krem kocok.
|
4)
Gel
Koloid yang setengah
kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: Agar-agar, lem kanji,selai,
gelatin, gel sabun, dan gel silika. Fgel dapat terbentuk dari suatu sol yang
zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang
agak padat.
5)
Aerosol
Sistem
koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut
aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat,
jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut, aerosol cair.
Saat
ini, banyak produk dibuat dalam bentu aerosol, sehingga lebuh praktis
digunakan. Contohnya hair spray,
parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan bahan
pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan
adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan
CO2.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
` Berdasarkan uraian diatas mengenai
jenis-jenis koloid, kami menyimpulkan bahwa disekitar kita banyak sekali contoh
koloid berdasarkan pengelompokan jenis-jenisnya.
Untuk mengetahui campuran zat tersebut merupakan sistem koloid
atau bukan, kita bisa melakukan percobaan terlebih dahulu dan mengamati
ciri-cirinya berdasarkan perbedaan sifat antara koloid, suspensi atau larutan.
Tapi untuk mengetahuin campuran tersebut merupana koloid atau bukan tidak hanya
dapat kita temukan dengan melakukan percobaan atau eksperimen terlebih dahulu.
Tapi bisa kita lihat sesuatu yang sering kita pakai atau konsumsi setiap hari,
misalnya saja air sabun untuk mencuci, susu, roti selai, metega dan sebagainya.
Dan juga kami dapan menyimpulkan bahwa koloid itu merupakan
suatu campuran yang keadaanya terletak antar suspensi dan larutan, jadi koloid
itu seperti larutan tetapi sifatnya tidak bisa disebut larutan, dan bisa
disebut seperti suspensi tapi sifatnya tidak bisa disebut suspensi. Jadi sifat
kolid itu berada diantara larutan dan suspensi.
Dan
dari penjelasan tentang jenis-jenis koloid diatas, kami dapat mengetahui
campuran tersebut merupakan termasuk ke jenis koloid yang mana apakah sol,
emulsi, buih, aerosol, atau gel.
3.2
SARAN
Adapun
saran yang dapat kami sampaikan untuk pembuatan makalah, sebaiknya dalam
pembuatan makalah tentang jenis-jenis sistem koloid dalam menyebutkan contohnya
diberikan gambar pada masing-masing contoh dari jenis-jenis koloid tersebut,
agar para pembaca dapat membayangkan fase terdispersi dan fase pendispersi dari
suatu campuran tersebut dengan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Ichaldanlainting.blogspot.com. 2013. Sistem Koloid. 9 April 2014.
Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
Grade XI Semester 2. Jakarta:
Erlangga.
Pelajar, Bintang. 2013. Kimia 11 SMA. Jakarta: Bintang Pelajar.
Purba, Michael dan Sunardi. 2012. Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Rahayu, Agustina Dwi, S.Si. 2011. Kupas Tuntas 1001 Soal Kimia SMA.
Yogyakarta:
Pustaka Widyatama.
Rionaldocapelo.blogspot.com. 2012. Makalah Kimia Sistem Koloid. 9 April
2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar