Rabu, 18 Juni 2014

MAKALAH KIMIA JENIS-JENIS KOLOID


BAB I
PENDAHULUAN
1.1             LATAR BELAKANG
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Contohnya yaitu lem, jeli dan santan. Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham dari bahasa yunani yaitu kolla dan oid. “Kolla” berarti lem sedangkan “Oid” berarti seperti. Dalam hal ini, yang dikaitkan dengan lem adalah sifat difusinya, sebab sistem koloid mempunyai nilai difusi yang rendah, seperti lem. Larutan biasa misalnya larutan garam yang mempunyai nilai difusi lebih besar disebut kristaloid. Koloid mempunyai nilai difusi yang rendah karena partikelnya berukuran lebih besar daripada molekul, yaitu berukuran maksimum satu mikrometer.
Sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu sangat bermanfaat untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar. Oleh karena sifat tersebut, sistem koloid menjadi banyak kita jumpai dalam industri (aplikasi koloid untuk produksi cukup luas). Tetapi selain industri, sistem koloid juga banyak dapat kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, contohnya saja di alam, kedokteran, pertanian, obat-obatan, kosmetik dan sebagainya.
Melihat hal tersebut, kita tentu perlu mengetahui contoh-contoh dari sistem koloid apa saja yang ada dalam kehidupan disekitar kita untuk lebih memudahkan kita dalam mempelajari materi sistem koloid ini.
Berdasarkan hal ini, kami menemukan bahwa kondisi disekitar lingkungan kita memiliki berbagai banyak contoh dari sistem koloid itu sendiri, sehingga kelompok kami berinisiatif untuk mengangkat permasalahan ini yang kami tuangkan dalam bentuk makalah.


1.2             RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari sistem koloid?
2.      Apa saja yang termasuk ke dalam jenis-jenis koloid?
3.      Apakah di dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temukan contoh koloid dari masing-masing jenis koloid?

1.3             TUJUAN
1.      Untuk mengetahui jenis-jenis dan contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Untuk mengetahui campuran zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar.
3.      Dapat mengetahui fase-fase yang ada pada sistem koloid.

1.4   MANFAAT PENGELOMPOKAN JENIS-JENIS KOLOID
1.      Diharapkan bisa menjadi informasi untuk menambah wawasan siswa.
2.      Diharapkan bisa menjadi panduan untu mempermudah mempelajari tentang bab sistem koloid, terutama jenis-jenis koloid.











BAB II
PEMBAHASAN
2.1  LANDASAN TEORI
Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat tersebar merata (terdispersi) dalam suatu medium pendispersi dengan ukuran 1 – 100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.  
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfase dua, yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.







2.1.1 Perbandingan sifat larutan, koloid, dan suspensi
Tabel 2.1 Perbedaan sifat antara larutan, sistem koloid, dan suspensi.
No
Larutan Sejati
Koloid
Suspensi
1.
Homogen, tak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra.
Homogen jika diamati secara makroskopis, tetapi heterogen ketika diamati dengan mikroskop ultra
Heterogen
2.
Ukuran partikel : < 1 nm atau < 10-7 cm
Ukuran partikel : 1-100 nm atau 10-7 cm -10-5 cm
Ukuran partikel : > 100 nm atau > 10-5 cm
3.
Satu fase
Dua fase
Dua fase
4.
Stabil
Pada umumnya stabil
Tidak stabil
5.
Tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra
Dapat disaring

2.2   PEMBAHASAN TOPIK
2.2.1 Jenis – Jenis Koloid
1)    Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam medium lain seperti padat, cair dan gas disebut sol. Berikut adalah fase terdispersi dan pendispersinya :
·         Zat padat yang terdispersi dalam zat padat sebagai pendispersi dinamakan sol padat
·         Zat padat yang terdispersi dalam zat cair sebagai pendispersi dinamakan sol cair (sol)
·         Zat padat yang terdispersi dalam zat berupa gas sebagai pendispersi dinamakan sol gas, tapi biasanya disebut dengan aerosol padat.
Tabel 2.2 Pengelompokan sistem koloid jenis sol berdasarkan fase terdispersi dan pendispersi.
No
Fase terdispersi
Fase pendispersi
Nama koloid
Contoh
1.
Padat
Padat
Sol Padat
Gelas berwarna, intan hitam, permata, logam panduan (perunggu, kuningan, baja), tanah, kaca.
2.
Padat
Cair
Sol Cair / Sol
Sol kanji, sol emas, sol belerang, tinta, cat, agar-agar panas, putih telur, protoplasma, semir cair, lem cair, air lumpur, sol sabun, tepung dalam air.
3.
Padat
Gas
Sol Gas / Aerosol Padat
Asap (smoke), debu, buangan knalpot

2)    Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat lain terutama zat cair lainnya disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah bahwa kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) atau emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.
·         Contoh emulsi (M/A):
Santan, susu, dan lateks, kosmetik pembersih wajah.
·         Contoh emulsi (A/M):
Mayonaise, minyak bumi, dan minyak ikan.
Berikut adalah fase terdispersi dan pendispersinya:
ü  Zat cair yang terdispersi dalam zat padat sebagai pendispersi dinamakan emulsi padat atau biasa disebut dengan gel.
ü  Zat cair yang terdispersi dalam zat cair sebagai pendispersi dinamakan emulsi cair (emulsi)
ü  Zat cair yang terdispersi dalam zat yang berbentuk gas sebagai pendispersi dinamakan emulsi gas atau biasa disebut aerosol/aerosol cair.
Tabel 2.3 Pengelompokan sistem koloid jenis emulsi berdasarkan fase terdispersi dan pendispersi.
No
Fase terdispersi
Fase pendispersi
Nama koloid
Contoh
1.
Cair
Padat
Emulsi padat/ gel
Jelly, mentega/margarin, mutiara, opal, keju, nasi, selai, gelatin, agar-agar, semir padat, lem padat, gel silika, kanji
2.
Cair
Cair
Emulsi cair/emulsi
Susu, santan, minyak ikan, lateks, mayonaise, minyak bumi
3.
Cair
Gas
Emulsi gas/Aerosol cair/aerosol
Kabut(fog), awan, embun, pengeras rambut (hair spray), obat semprot.

                        Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil yang disebut emulsi. Contoh lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonaise.
3)    Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih.
Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya, pada pengolahan biji logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih antara lain eter dan isoamil alkohol. Zat pemecah buih disbenut agen antibuih (de-foaming agent).Berikut adalah fase terdispersi dan pendispersinya:
·         Zat gas yang terdispersi dalam zat padat sebagai pendispersi dinamakan buih padat atau biasa disebut busa padat.
·         Zat gas yang terdispersi dalam zat cair sebagai pendispersi dinamakan buih atau biasa disebut busa cair.
Tabel 2.4 Pengelompokan sistem koloid jenis buih berdasarkan fase terdispersi dan pendispersi.
No.
Fase terdispersi
Fase pendispersi
Nama koloid
CONTOH
1.
Gas
Padat
Buih padat/busa padat
Kasur busa, karet busa, batu apung, kue bolu, busa jok, lava, biskuit (roti).
2.
Gas
Cair
Buih/busa cair
Buih sabun, buih soda, buah lemon, krem kocok.

4)    Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: Agar-agar, lem kanji,selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Fgel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.

5)    Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat, jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut, aerosol cair.
Saat ini, banyak produk dibuat dalam bentu aerosol, sehingga lebuh praktis digunakan. Contohnya hair spray, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan CO2.












BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
`    Berdasarkan uraian diatas mengenai jenis-jenis koloid, kami menyimpulkan bahwa disekitar kita banyak sekali contoh koloid berdasarkan pengelompokan jenis-jenisnya.
     Untuk mengetahui campuran zat tersebut merupakan sistem koloid atau bukan, kita bisa melakukan percobaan terlebih dahulu dan mengamati ciri-cirinya berdasarkan perbedaan sifat antara koloid, suspensi atau larutan. Tapi untuk mengetahuin campuran tersebut merupana koloid atau bukan tidak hanya dapat kita temukan dengan melakukan percobaan atau eksperimen terlebih dahulu. Tapi bisa kita lihat sesuatu yang sering kita pakai atau konsumsi setiap hari, misalnya saja air sabun untuk mencuci, susu, roti selai, metega dan sebagainya.
     Dan juga kami dapan menyimpulkan bahwa koloid itu merupakan suatu campuran yang keadaanya terletak antar suspensi dan larutan, jadi koloid itu seperti larutan tetapi sifatnya tidak bisa disebut larutan, dan bisa disebut seperti suspensi tapi sifatnya tidak bisa disebut suspensi. Jadi sifat kolid itu berada diantara larutan dan suspensi.
     Dan dari penjelasan tentang jenis-jenis koloid diatas, kami dapat mengetahui campuran tersebut merupakan termasuk ke jenis koloid yang mana apakah sol, emulsi, buih, aerosol, atau gel.




3.2  SARAN
Adapun saran yang dapat kami sampaikan untuk pembuatan makalah, sebaiknya dalam pembuatan makalah tentang jenis-jenis sistem koloid dalam menyebutkan contohnya diberikan gambar pada masing-masing contoh dari jenis-jenis koloid tersebut, agar para pembaca dapat membayangkan fase terdispersi dan fase pendispersi dari suatu campuran tersebut dengan mudah.
























DAFTAR PUSTAKA
Ichaldanlainting.blogspot.com. 2013. Sistem Koloid. 9 April 2014.
Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. 2010. Chemistry 2B for Senior High School
            Grade XI Semester 2. Jakarta: Erlangga.
Pelajar, Bintang. 2013. Kimia 11 SMA. Jakarta: Bintang Pelajar.
Purba, Michael dan Sunardi. 2012. Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
            Erlangga.
Rahayu, Agustina Dwi, S.Si. 2011. Kupas Tuntas 1001 Soal Kimia SMA.
            Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Rionaldocapelo.blogspot.com. 2012. Makalah Kimia Sistem Koloid. 9 April 2014.

           
                                                       


 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar